https://kemlagi-mjkkab.desa.id/ - Memasuki awal tahun 2025 ini ada beberapa wilayah di Kabupaten Mojokerto yang menjadi atensi khusus terhadap demam berdarah dengue (DBD) dan ada di beberapa wilayah diluar Kecamatan Kemlagi namun bagi kita yang ada di wilayah Kecamatan Kemlagi lebih khusus lagi bagi warga Desa Kemlagi tetap mewaspadainya dengan menjaga kesehatan diri, rumah dan lingkungan sekitar.
Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto memberi atensi khusus terhadap demam berdarah dengue (DBD). Utamanya pada triwulan pertama 2025 seiring masuknya musim hujan.
Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Mojokerto dr Agus Dwi Cahyono mengatakan, kasus DBD awal tahun ini akan menjadi atensi khusus dinkes. Itu seiring cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini. ''Seperti pada tahun 2024, prediksi puncak-puncaknya ada di bulan Januari sampai dengan Maret,'' ungkapnya.
Sesuai data, kata mantan kepala Puskesmas Pungging ini, sepanjang 2024 kasus DBD tembus 226 kasus. Angka tersebut paling banyak terjadi pada triwulan pertama. Khususnya pada bulan Februari kasus DBD tembus 66 kasus. Disusul Maret 48 kasus, sedang pada Januari 24 kasus. Sementara April ada 26 kasus, Mei 16 kasus, dan Juni 13 kasus. ''Sedangkan kedamaian rata-rata masih di bawah 10 kasus. Seperti Desember lalu hanya ada tujuh kasus dan November hanya empat kasus,'' bebernya.
Agus bersyukur, sejauh ini tidak sampai memakan jiwa korban. Itu setelah setiap kasus yang terjadi di tengah masyarakat secara langsung bisa dapat penanganan medis secara cepat dan terukur. Baik oleh fasilitas kesehatan di tingkat puskesmas ataupun rumah sakit. Berdasarkan data dinkes, DBD ini banyak menyasar usia 0-15 tahun, baru setelah itu menyasar usia di atas 15 tahun. ''Untuk sebarannya paling banyak di Puri ada 49 kasus. Disusul Kecamatan Jetis 34 kasus, trowulan 28 kasus, dan Sooko 21 kasus. Yang nihil kasusnya ada di kecamatan Kutorejo dan Trawas,'' jelasnya.
Tren kenaikan yang menjadi faktor sesuai asesemen kementerian kesehatan, selain itu karena cuaca yang tidak disebutkan belakangan ini. Intensitas hujan yang terjadi membuat nyamuk Aedes a mesir mudah berkembang seiring bermunculannya kumpulan udara di lingkungan masyarakat. Di sisi lain, kesadaran masyarakat melakukan pemberantasan juga rendah. ''Makanya jika mengacu pada data tahun lalu, kita harus sama-sama mewaspadai tren kenaikan di tiga bulan awal tahun ini,'' tuturnya.
Sebagai tindak lanjut, puskesmas diminta lebih besar lagi untuk mengajak masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3M Plus. Selain menguras dan menyikat, menutup penampungan udara, masyarakat juga harus mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk dengan menggunakan obat anti nyamuk.
Sumber https://radarmojokerto.jawapos.com
Dikabarkan oleh Tim Pengelola Informasi Desa Kemlagi
Husen Shofi
17 Februari 2024 10:44:45
Alhamdulillah terima kasih infonya . pemerintah Desa Kemlagi semakin Oke. Semoga bermanfaat untuk semua...