https://kemlagi-mjkkab.desa.id/ - Kebakaran lahan belakangan marak di Kabupaten Mojokerto. Dalam sehari, minimal dua sampai tiga kebakaran lahan terjadi. Termasuk kejadian baru-baru ini di wilayah Kecamatan Kemlagi menjadi perhatian kita bersama.
Salah satu kejadian kebakaran lahan sampai merenggut korban jiwa di Dusun Gondoruso, Desa Japanan, Kecamatan Kemlagi, Selasa (10/9). Dawan, 82, petani asal Dusun Kajangan, Desa Mojokusumo, tewas terpanggang di lahan tebu saat berusaha memadamkan kebakaran yang meluas.
Demikian pula dengan intensitas kebakaran hutan yang mulai mengalami peningkatan. Seluruh wilayah kecamatan kini pun dinyatakan rawan mengalami karhutla (kebakaran hutan dan lahan).
Kewaspadaan potensi karhutla sebetulnya telah direspons pemkab dengan mengeluarkan Keputusan Bupati Mojokerto tentang Status Siaga Darurat Kebakaran Hutan Serta Lahan 2024. Status ini berlaku selama 150 hari sejak 19 Juni sampai 15 November nanti.
’’Statusnya bisa diperpanjang kalau memang diperlukan, tetapi November itu biasanya sudah beralih ke hidrometrologi (bencana akibat hujan terkait iklim dan cuaca),’’ jelas Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto Abdul Khakim, kemarin.
Pihaknya mengakui intensitas kebakaran selama musim kemarau ini memang tinggi. Kebakaran lahan saja misalnya setiap hari pasti terjadi. ’’Sehari pasti ada dua sampai tiga kejadian,’’ sebutnya.
Kejadian kebakaran tersebar di semua wilayah kecamatan tanpa terkecuali. Lahan yang terbakar sebagain besar lahan kosong, pertanian seperti kebun tebu, serta pekarangan rumah. ’’Lebih banyak karena faktor manusia, bakar-bakar ditinggal akhirnya merembet,’’ tandas Khakim.
Kebakaran hutan belakangan juga mulai marak. Hektaran hutan jati milik Perhutani di kawasan Watu Blorok, Kecamatan Jetis, dua kali terbakar sepanjang pekan lalu. ’’Selain di Watu Blorok, yang perlu di waspadai juga hutan di daerah Jatirejo,’’ bebernya.
Selain hutan produksi di kawasan utara Sungai Brantas dan gugusan Pegunungan Anjasmoro di Jatirejo, kebakaran hutan di kawasan Gunung Penanggungan dan Arjuno-Welirang juga diwaspadai. Sepanjang kemarau tahun lalu, beberapa kali kebakaran melanda dua kawasan terakhir ini.
’’Kami juga mengimbau agar masyarakat tidak sembarangan membuang puntung rokok atau melakukan aktivitas bakar-bakar, karena kebakaran sering sekali karena faktor kelalaian manusia,’’ tandas Khakim.
Sumber https://radarmojokerto.jawapos.com/
Dikabarkan oleh Tim Pengelola Informasi Desa Kemlagi
Husen Shofi
17 Februari 2024 10:44:45
Alhamdulillah terima kasih infonya . pemerintah Desa Kemlagi semakin Oke. Semoga bermanfaat untuk semua...